Rabu, 29 September 2010

makana dari sebuah"sang pencerah"

sabtu,24 september kemaren warga muhammadiyah kab sragen nonton film SANG PENCAERAH bareng cagub dan cawagub kab sragen di grand21 grandmall solo. dan itu baru kali pertama para pengurus muhammadiyah ngadain kaya' gini(ya filmnya juga baru ini kok ya???).yapz!film sejarah berdirinya sebuah organisasi islam yang sekarang usianyapun sudah mencapai angka 100 tahun. organisasi islam yang memberikan paradigma baru tentang pembenaran ajaran islam kala itu yang masih kental dengan kesyirikan bagi umat muslim di indonesia khususnya dan bahkan sekarang sudah berkembang sampai internasional.subhanallah..........
dalam durasi yang tak singkat namun juga tidak terlalu panjang,banyak sekali makna yang terkandung didalam film tersebut yang perlu dijadikan pelajaran penting dan dilaksanakan sebagai umat islam.pelajaran tentang komitmenisasi,keikhlasan,kesabaran dan pantang menyerah terutama dalam beramar ma'ruf wa nahi munkar.yang emang seyogyanya ada pada diri seorang musliam.
"mohammad Darwis",di usianya yang masih 15 tahun,beliau beranjak ke jazirah arab untuk memperdalam pengetahuan tentang keislaman untuk dirinya serta diajarkan kepada masyarakat disekitarnya.selama lima tahun mengembara,berdiskusi bersama pembaharu islam yang kala itu jamaludin al afgani,ibnu taimiyyah dan muhammad abduh.dan akhirnya belai kembali dengan bekal yang cukup untuk berdakwah diwilayahnya.namun begitulah kebaikan,sejak dahulu sampai sekarang memang sulit diterima justu banyak yang menolak dan mengecam.hem....hal ini yang dulu juga pernah saya lakukan.sudah berani nge-judge sesuatu yang padahal saya belum memahaminya,jangankan paham,kenalpun belum tapi saya sudah berani menyimpulkan ini-itu yang emang itulah buah dari su'udzon.beliau muh.Darwis,berusaha memberikan pemurnian peradaban islam dikalangan masyarakatnya pwnuh dengan onak dan pantangan.dari yang ditentang kakak iparnya,pengulu masjid besar dan masyarakat sekitar,langgarnya dirobohkan dan bahkan dikatakan sebagai "ustadz kafir" hanya karena beliau ingin meleurskan budaya islam yang kaffah dan membawa kepada ketauhidan.
namun Allah tahu segala yang benar dan yang tidak,begitu juga dengan myh.Darwis yang berjuang dalam islam di era itu,akhirnya 8 dzulhijah 1912,organisasi MUHAMMADIYAH terbentuk dan sekarang,jumlah anggotanyapun cukup luar biasa.subhanallah,itulah Allah yang maha segalanya.ternyata benar-benar tidak ada keraguan setetespun didalam kalamNya."barang siapa yang menolong agamaKu,niscaya Aku akan menolongnya dan memuliakan hidupnya"dan sang pencerahpun akhirnya berhasil menyinari seluruh bumi bi Allah wa to'ati rasulullah....
namun apa yang akan kita lakukan selanjutnya???tak munafik dan tidak diingkari bahwasanya jumlah umat islam didunia terkhusus di indonesia ni udah buanyak banget,tapi apakah semuanya sudah berislam secara baik???(ternyata semakin melemah)mungkin dilematis umat islam zaman dahulu adlah budaya yang masih tercampur dengan budaya hindu budha,tapi sekarang umat islam lebih terpengaruh budaya westernisasi yang padahal banyak yang tidak bisa menyadari bahwasanya itulah ghozwillfikr.f4(food,fashion,friends,film)inilah yang sering dijadikan media untuk mempermudahnya.kembali ke film sang pencerah,ada satu petuah dari muh darwis kepada ketiga muridnya,"agama islam itu bagaikan musik,ketika kita memainkan alat musik dengan sudah memahami ilmunya,pasti bunyinya akan terasa indan dan enak didengar,namun ketika memainkannya tidak dengan ilmu,maka suaranya tidak karuan dan tidak enak didengar.dan begitupula dalam mengaplikasikan ajaran islam"hemz.....sungguh indah.namun apakah kita cuma bereaksi aja?tanpa dilanjutkan beraksi???mungkin dulu dalam berdakwah,umat islam menyesuaikan budaya islam saat itu,yang kental dengan sesaji dan jopa-japu.sehingga agar islam diterima akhirnya pembawa islam diindonesia tetap mengikuti itu cuma sesajen diganti dengan makanan dan jopa-japu diganti dengan bacaan2 dzikir,lha kalo umat sekarang apa masih perlu kita perlakukan seperti itu?tidakkan??lha terus bagaimana???
ya mungkin westernisasi sekarng yang uda merajalela(padahal lela ja bukan raja):-),ya harus kita akali juga dengan sama-sama menyandingkan islam dibidang yang sama.semisal,myusik,tontonan dan fashion,kalo mereka sering mengikuti orang yahudi,knpa kita tidak sama-sama mempengaruhi mereka dengan cara memasukkan budaya islam didalam bidang2 tersebut??buat nyanyian islami yang asyik,tontonan yang memberikan ilmu bermanffat serta mengajarkan untuk tidaj bermaksiat dan juga merancang baju-baju muslim yang tetep syar'i dan mampu dipersaingkan???(ehm..ehm,merenung...merenung...)
yapz,mari kita bangkit,perbaiki islam jayalah masa depan dan ikrarkan kepada mereka dengan serentak"isyhadu bi an MUSLIM"
semoga jadi bahan rujukan untuk direalisasikan bagi saya dan umat islam semuanya.ok???

Jumat, 09 April 2010

PROPOSAL PEMBUATAN JAMUR TIRAM KRISPI

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Budidaya jamur tiram putih yang bernama latin Pleurotus ostreatus ini masih tergolong baru. Di Indonesia budidaya jamur tiram mulai dirintis dan diperkenalkan kepada para petani terutama di Cisarua, Lembang, Jawa Barat pada tahun 1988, dan pada waktu itu petani dan pengusaha jamur tiram masih sangat sedikit. Sekitar tahun 1995, para petani di kawasan Cisarua, yang semula merupakan petani bunga, peternak ayam dan sapi mulai beralih menjadi petani jamur tiram meski masih dalam skala rumah tangga. Dalam perkembangannya, beberapa industri berskala rumah tangga bergabung hingga terbentuk CV dan memiliki badan hukum.
Berangkat dari niat untuk mendalami dunia usaha yang terbuka lebar serta keinginan untuk memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat maka dengan segenap pengalaman, pengetahuan, dan berbagai hasil survey serta konsultasi, penulis menyusun proposal pengembangan usaha jajanan berupa jamur tiram krisi ini. Pengembangan usaha ini dipilih atas beberapa pertimbangan diantaranya daya serap pasar yang masih sangat tinggi dan potensial, kebutuhan skill yang tidak begitu tinggi, biaya investasi yang relatif rendah serta telah tersedianya sarana dan prasarana utama sehingga investasi yang masuk akan dialokasikan untuk dana operasional usaha.
B. Manfaat Produk
Pada umumnya orang-orang mengkonsumsi jamur bukan hanya lantaran rasanya yang memang lezat, tetapi juga karena ada alasan lain, yakni manfaat dan khasiat yang terkandung di dalamnya. Dan faktor khasiat dan manfaat inilah yang menjadi prioritas konsumen jamur.
Dari hasil penelitian, jamur yang biasa kita makan rata-rata mengandung 14-35 persen protein. Dibandingkan dengan beras (7,38 persen) dan gandum (13,2 persen), jamur berkadar protein lebih tinggi. Asam amino esensial yang terdapat pada jamur ada sembilan jenis dari total 20 jenis yang kita kenal yaitu lysin, methionin, tryphtofan, theonin, valin, leusin, isoleusin, histidin, dan fenilalanin.
Sedangkan kalori yang dikandung jamur adalah 100kj/100 gram dengan 72 persen lemak tak jenuh. Jamur juga kaya akan vitamin, di antaranya B1 (thiamin), B2 (riboflavin), niasin, dan biotin. Untuk mineral, jamur mengandung K, P, Fe, Ca, Na, Mg, Mn, Zn, dan Cu. Serat jamur sangat baik untuk pencernaan. Kandungan seratnya mencapai 7,4- 24,6 persen sehingga cocok untuk para pelaku diet. Menurut hasil riset di Massachusetts University, AS, riboflavin, asam nicotinat, panthotenat, dan biotin (Vit B) yang ada pada jamur masih terpelihara dengan baik meskipun jamur telah dimasak. “Pleurotus ostreatus” Senada dengan penelitian tersebut, secara spesifik, Beta Glucan Health Center mengatakan bahwa jamur tiram yang bernama latin Pleurotus ostreatus atau dalam bahasa Inggris disebut sebagai oyster mushroom mengandung senyawa pleuran yang berkhasiat
sebagai antitumor, menurunkan kolesterol, serta bertindak sebagai antioksidan. Jamur tiram, di Jepang dikenal dengan sebutan hiratake, mengandung protein 19-30 persen, karbohidrat 50-60 persen, asam amino, vitamin B1, B2, B3, B5, B7, C, mineral Ca, Fe, Mg, K, P, S, dan Zn. Menurut penelitian, kandungan logam yang ada pada jamur tiram masih jauh di bawah ambang batas yang ditetapkan Fruit Product Order and Prevention of Food Adulteration Act tahun 1954, sehingga aman untuk dikonsumsi. Dari penelitian yang dilakukan Ujagar Group (India) juga dikatakan bahwa jamur tiram memiliki nilai nutrisi yang sangat bagus, di mana 100% sayuran mengandung protein tinggi, kaya vitamin, mineral, rendah karbohidrat, lemak, dan kalori. Selain itu, bagus untuk liver, pasien diabetes, menurunkan berat badan, seratnya membantu pencernaan, antiviral (antivirus), dan antikanker. Nilai tambah lainnya, jamur tiram mudah dimasak dan dicerna dengan rasa yang enak pula
Dari penelitian lain yang dilakukan Departemen Sains Kementerian Industri Thailand, didapat hasil tentang jamur tiram yang mengandung protein 5,94 persen, karbohidrat 50,59%, serat 1,56 persen, lemak 0,17 persen. Untuk tiap 100 gram jamur tiram segar mengandung 45,65 kj kalori; 8,9mg kalsium; 1,9 mg besi; 17,0 mg fosfor; 0,15 mg vitamin B1; 0,75mg Vit B2; dan 12,40 mg Vitamin C Selain itu, jamur tiram juga mengandung asam folat yang cukup tinggi dan terbukti ampuh menyembuhkan anemia.

BAB II
ANALISIS PEMASARAN

A. Segmentasi Pasar

Kripik jamur tiram atau jamur tiram krispy ini dapat dikonsumsi oleh semua usia,baik anak-anak,remaja dan orang tua. Bahkan sangat dianjurkan bagi mereka yang mempunyai penyakit anemia dan kelebihan kolesterol. Terkecuali bagi penderita Hipertensi tinkat tinggi dan strock.

B. Pemasaran

Cara pemasara produk makanan cemilan ini sangat mudah dan dapat dipasarkan dimanapun. Dapat di titipkan diwarung-warung,di kantin dan koperasi sekolah,serta dijual di pasar.
Selain cara pemasaran yang mudah,makanan cemilan ini juga padat menjangkau daerah pemasaran yang luas,di Jawa Tengah saja sudah tersebar. Akan tetapi,dari produk yang saya buat ini baru mencakup wilayah Kabupaten Sragen,tepatnya di Kecamatan Masaran dan sekolah saya sendiri SMK Muhammadiyah 4 Sragen.
Jamur tiram selain di buat kripik,sebenarnya masih dapat dikembangkan lagi menjadi Produk lain. Seperti Baso jamur,Nuget,Krupuk jamur,saus jamur dan lauk makan dengan mengolahnya menjadi rica-rica atau pepes jamur. Dari sini saya ingin mencoba usaha jamur tiram krispi tersebut.

BAB III
ANALISIS KEUANGAN

Penghitungan Keuntungan:
- Dalam 1 Kali Proses Produksi:
Jumlah produk yang dihasilkan = 60 Bungkus
Harga produk per bungkus =Rp 1500 x
Rp 90.000,00
Keuntungan = harga jual seluruh produk – (BT+BV+BTK)
= Rp 90.000,00 – (Rp 2.043,3 + Rp 40.600 + Rp 10.000)
= Rp 90.000,00 – Rp 52.643,3
= Rp 37.356,7
- Dalam 1 Bungkus:
Keuntungan = keuntungan dalam 1 kali proses produksi
Jumlah Barang
= 37.356,7
60
= Rp 623,-

BAB IV
PENUTUP

Demikian proposal pengembangan usaha jamur tiram ini saya susun. Dari hasil analisis saya mengenai peluang pemasaran, operasional, dan keuangan, saya optimis bahwa usaha memproduksi makanan cemilan berupa jamur tiram krispi ini layak dan berpotensi tinggi untuk dikembangkan.
Selain itu dilihat dari segi manfaat dan jenis makanan saya juga sangat yakin cara mengembangkannya sangat mudah. Sekian dan selamat mencoba produk buatan saya.

Kamis, 18 Maret 2010

GLOBALISASI

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

DAMPAK GLOBALISASI

LOGO

KELOMPOK:

ASTIKA DAMAYANTI (05)

ENIK WIDYAWATI (17)

HATIK SETYANINSIH (19)

INDAH WAYUNINGSIH (21)

SUNDARI (33)

SMK MUHAMMADIYAH 4 SRAGEN

TAHUN 2010

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………….............. i

DAFTAR ISI……………………………………………………………….............. ii

PENGESAHAN......................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR……………………………………………………………….iv

BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………………….
I. A. LATAR BELAKANG ……………………………………………................... 1
I. B. TUJUAN PENULISAN…………………………………………...................... 1
I. C. MANFAAT PENULISAN………………………………………..................... 1

BAB II. ISI………………………………………………………………………….
II A. APA ITU GLOBALISASI………………………………………...................... 2
II B. DAMPAK GLOBALISASI TERHADAP PERCATURAN POLITIK DI INDONESIA…………………………………………………………...................... 2
II C. LANGKAH LANGKAH YANG PERLU DIAMBIL INDONESIA DALAM MENGHADAPI DAMPAK GLOBALISASI ……………………….....................................................................
4


BAB III. KESIMPULAN…………………………………………………..
PENUTUP.................................................................................................................. 5
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 5

LAMPIRAN............................................................................................................... 5













PENGESAHAN

Makalah ini telah selesai dibuat dengan baik dan telah disetujui oleh guru Pelajaran Kewarganegaraan.

Pada hari :

Tanggal :

Sragen,…………………………

Guru Mata Pelajaran

(Nunung Nurlia,S.Pd)

KATA PENGANTAR


Puji dan syukur alhamdulillah Penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberi kekuatan dan kemudahan dalam menyelesaikan makalah ini. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas pelajaran penidikan kewarganegaraan, namun demikian semoga makalah ini tidak hanya bermanfaat bagi penulis namun juga bisa bermanfaat dan menambah wawasan bagi semua pihak.

Penulis menyadari bahwa makalah ini banyak mengalami kekurangan, karena itu penulis berharap masukan dari pembaca agar makalah ini menjadi lebih sempurna. Dalam kesempatan ini penulis ingin menguncapkan terima kasih kepada Ibu Nunung selaku guru pelajaran kewarganegaraan SMK MUHAMMADIYAH 4 SRAGEN yang telah memberi kesempatan untuk belajar membuat makalah pembuatan makalah ini.

Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh guru,staf dan teman - teman di SMK MUHAMMADIYAH 4 SRAGEN.yang cukup memberi kemudahan dalam belajar serta memberikan kehangatan dalam persaudaraan
Secara khusus.
Semoga Allah membalas kebaikan semuanya

amin……

Sragen,16 Mart 2010

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Identitas sebuah bangsa atau komunitas tentu saja sangat penting. Berbagai kepentingan manusia sesungguhnya bertitik tolak dari hal ini. Akibatnya, mempertahankan dan menjaga identitas menjadi sebuah misi penting setiap bangsa atau komunitas. Mengapa negara-negara Uni Eropa menolak Turki untuk bergabung bersama mereka? Karena perbedaan identitas antara mereka dengan Turki. Eropa dengan sangat jelas menegaskan bahwa mereka tidak menghendakinya ada satupun negara muslim (baca: Turki) dalam persatuan Uni Eropa.[13] Dengan demikian, sebenarnya kekhawatiran akan terjadinya krisis identitas telah menjadi milik semua bangsa di dunia; suatu hal yang kemudian mendorong beberapa bangsa itu justru melakukan “agresi identitas” terhadap bangsa lain. Dan itu dilakukan dengan menunggangi globalisasi sebagai alat.

Pemanfaatan globalisasi tentu saja didasarkan pada pandangan objektif bahwa fenomena ini tidak sepenuhnya mengandung nilai-nilai negatif. Fenomena ini sebenarnya menyimpan sebuah kekuatan yang sangat dahsyat, yang dampak-dampaknya sepenuhnya bergantung pada “siapa dan bagaimana” ia dimanfaatkan. Senjata paling mematikan yang dimiliki oleh globalisasi adalah media informasi dan sarana telekomunikasi dengan segala variannya yang berkembang setiap hari.

Maka dari itu emahaman dari pengertian globalisasi yang sebenarnya sangatlah diperlukan bai semua kalangan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu globalisasi?

2. Baaimana dampak dari Globalisasi tersebut?

3. Langkah-langkah yang perlu diambil dalam menghadapi globalisasi?

C. Tujuan Penulisan

1. Menetahui hakikat dan makna globalisasi

2. Mengetahui dampak globalisasi di ranah politik,ekonomi,social dan budaya.

3. Memenuhi tugas Pelajaran Kewarganegaraan.

BAB II

ISI DAN PEMBAHASAN

1. Apa itu globalisasi?

Definisi terhadap globalisasi, antara lain:

Pertama, adalah yang menitikberatkan fenomena globalisasi pada bidang ekonomi. DR. Sa’ad al-Bazi’i misalnya menyebutkan:Globalisasi adalah upaya untuk melakukan persaingan yang tidak berimbang –bahkan boleh jadi tidak terhormat- dari satu sisi, dan dari sisi lain ia adalah upaya untuk melemahkan apapun yang menghalangi jalannya; baik itu berupa nilai ataupun upaya ekonomi dan pemikiran.

Kedua, John Hick, atau teologi dunia (world theology) oleh W.C. Smith.DR. Muhammad ‘Abid al-Jabiry mengatakan: Globalisasi berarti menafikan yang lain dan menjalankan ‘proses pemberangusan’ pemikiran (lain)...Ia juga berarti dominasi dan pengharusan menerapkan satu model konsumsi dan perilaku yang sama.

Ketiga, DR. Shabri ‘Abdullah: Bahwa globalisasi adalah fenomena dimana segala hal yang berhubungan dengan ekonomi, pemikiran, sosial dan perilaku bercampur serta berkelindan menjadi satu, hingga kemudian (hasil percampuran itu –pent) diafiliasikan kepada seluruh dunia melampaui batas-batas politis negara-negara.

Dan masih banyak lagi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit.

2. Bagaimana dampak dari Globalisasi tersebut?

Dampak Positif:

a. Perubahan Tata Nilai dan Sikap

Adanya modernisasi dan globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai dan sikap masyarakat yang semua irasional menjadi rasional.

b. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi

Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju.

c. Tingkat Kehidupan yang lebih Baik

Dibukanya industri yang memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih merupakan salah satu usaha mengurangi penggangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Dampak Negatif

Dampak negatif modernisasi dan globalisasi adalah sebagai berikut.

a. Pola Hidup Konsumtif

Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada.

b. Sikap Individualistik

Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial.

c. Gaya Hidup Kebarat-baratan

Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, dan lain-lain.

d. Kesenjangan Sosial

Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah antara individu dengan individu lain yang stagnan. Hal ini menimbulkan kesenjangan sosial.

3 Langkah-langkah yang perlu diambil dalam menghadapi globalisasi?

Langkah- langkah untuk mengantisipasi dampak negatif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme antara lain yaitu :

1. Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai produk dalam negeri.

2. Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya.

3. Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya.

4. Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenar- benarnya dan seadil- adilnya.

5. Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya bangsa.

Dengan adanya langkah- langkah antisipasi tersebut diharapkan mampu menangkis pengaruh globalisasi yang dapat mengubah nilai nasionalisme terhadap bangsa. Sehingga kita tidak akan kehilangan kepribadian bangsa.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Ø Terdapat berbagai macam makna demokrasi,namun intinya yaitu Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh Dunia.

Ø Globalisasi tidak dapat dihindari dan ditolak.

Ø Globalisasi mencakup semua aspek kehidupan

Ø Pendidikan yang memadai sangat dibutuhkan dalam menghadapi era globalisasi.

B. PENUTUP

Pemanfaatan globalisasi tentu saja didasarkan pada pandangan objektif bahwa fenomena ini tidak sepenuhnya mengandung nilai-nilai negatif. Fenomena ini sebenarnya menyimpan sebuah kekuatan yang sangat dahsyat, yang dampak-dampaknya sepenuhnya bergantung pada “siapa dan bagaimana” ia dimanfaatkan. Senjata paling mematikan yang dimiliki oleh globalisasi adalah media informasi dan sarana telekomunikasi dengan segala variannya yang berkembang setiap hari. Dan seperti yang telah disinggung sebelumnya, hari ini kita menantikan kolaborasi cantik antara ulama, pemikir, ilmuwan ahli, budayawan, dan pelaku-pelaku globalisasi muslim untuk meracik secara tepat, untuk kemudian menyajikan jawaban positif Islam atas globalisasi.

Demikian akhirnya makalah ini dapat diseesaikan,semoga bermanfaat bagi penulis dan semua embaca yang budiman kami sadar bahwa masih banyak kesalahan dalam penulisan ini,karena itu mohon saran dari semua peihak.

C. DAFTAR PUSTAKA

-http;//id.wikipedia.or/wiki/lobalisasi

- Abul Miqdad al-Madany.blospot.com

- http://m.cybermq.com


Minggu, 07 Februari 2010

ATAS NAMA TA'ARUF!!

Ini adalah kisah yang sudah sangat melegenda:
- Tentang Julius Caesar, kaisar Romawi yang rela kehilangan kehormatan, kesetiaan dan bahkan negaranya demi si Ratu Penggoda:Cleopatra. Semua dia lakukan (kata ahli sejarah)...atas nama cinta
- Ini kisah tentang pemuda bernama Romeo, demi seorang wanita, rela kehilangan keluarga, dan tentu saja nyawa... tetap saja: atas nama cinta -

Satu lagi, seorang janda bernama Khadijah, yang rela mengorbankan segalanya demi membela pemuda bernama Muhammad, yang dia yakini membawa risalah Tuhannya.

Ini juga :atas nama cinta kata Jalaluddin Rumi: cinta akan membuat yang pahit menjadi manis dan dengan cinta tembaga menjadi emas dengan cinta yang keruh menjadi jernih. Dengan cinta sakit menjadi obat, dengan cinta yang mati akan menjadi hidup, dan cintalah yang menjadikan seorang raja menjadi hamba sahaya dari pengetahuanlah cinta seperti tumbuh.

Afwan, aku bukan pujangga yang hendak membahas tentang cinta. Aku juga tidak sedang mencampuri urusan orang lain (Aku hanya ingin memposisikan diri sebagai seorang saudara.. yang wajib hukumnya untuk mengingatkan saudaranya yang mungkin...salah langkah.

Bila aku salah, atau artikel ini tak berkenan, mohon maaf. Itu saatnya aku untuk dikritisi. Aku ingin bicara atas nama wanita, terlebih akhwat (kalau boleh sih) tolong untuk para ikhwan (atau yang merasa sebagai muslim).

Wanita adalah makhluk yang sempit akal dan mudah terbawa emosi. Terlepas bahwa aku tidak suka pernyataan tersebut, tetapi itulah fakta. Sangat mudah membuat wanita bermimpi.

Tolong, berhentilah memberi angan-angan kepada kami. Mungkin kami akan melengos kalau disapa. Atau membuang muka kalau dipuji. Namun, jujur saja, ada perasaan bangga. Bukan suka pada antum (mungkin) namun suka karena diperhatikan "lebih".

Diantara kami, ada golongan Maryam yang pandai menjaga diri. Tetapi tidak semua kami mempunyai hati suci. Jangan antum tawarkan sebuah ikatan bernama ta'aruf bila antum benar-benar belum siap akan konsekuensinya. Sebuah ikatan ilegal yang bisa jadi berumur tak cuma dalam hitungan bulan tetapi menginjak usia tahun, tanpa kepastian kapan akan dilegalkan.

Tolong, pahami arti cinta seperti pemahaman Umar Al Faruq: seperti induk kuda yang melangkah hati-hati karena takut menginjak anaknya (afwan, bener ini ya riwayatnya?). Bukan mengajak kami ke bibir neraka. Dengan SMS-SMS mesra, telepon sayang, hadiah-hadiah ungkapan cinta dan kunjungan pemantapan yang dibungkus sebuah label: ta'aruf.

Tolong, kami hanya ingin menjaga diri . Menjaga amal kami tetap tertuju padaNYA.Karena janji Allah itu pasti. Wanita baik hanya diperuntukkan laki-laki baik.
Jangan ajak mata kami berzina dengan memandangmu! Jangan ajak telinga kami berzina dengan mendengar pujianmu! Jangan ajak tangan kami berzina dengan menerima hadiah kasih sayangmu! Jangan ajak kaki kami berzina dengan mendatangimu! Jangan ajak hati kami berzina dengan ber-dua-an denganmu! Ada beda persahabatan sebagai saudara, dengan hati yang sudah terjangkiti virus. Beda itu bernama "rasa" dan "pemaknaan"


Jangan ajak mata kami berzina dengan memandangmu! Jangan ajak telinga kami berzina dengan mendengar pujianmu! Jangan ajak tangan kami berzina dengan menerima hadiah kasih sayangmu! Jangan ajak kaki kami berzina dengan mendatangimu! Jangan ajak hati kami berzina dengan ber-dua-an denganmu


Bukan, bukan seperti itu yang dicontohkan Rasulullah! Antum memang bukan Mush'ab. Antum juga tak sekualitas Yusuf as. Tetapi antum bukan Arjuna dan tak perlu berlagak seperti Casanova karena Islam sudah punya jalan keluar yang indah. Segeralah menikah atau jauhi wanita dengan puasa!saudariku....sahabatku...u
khty muslimah....,,,,

sungguhpun taaruf bukanlah sebuah permainan....bukan sekedar coba-coba...bukan sekedar perkiraan...
"hmm..siapa tau cocok..."
"hmm...siapa tau jodoh..."
"siapa tau..."siapa tau...'
atau bahkan..." Hmm....lumayanlah...buat hepi-hepian...???????"
astaghfirullah....

sungguh...Taaruf itu bukanlah sebuah keisengan seperti itu....!!!!

bagaimana mungkin SATU-SATUNYA JALAN YANG DIHALALKAN OLEH ALLAH...OLEH ISLAM..adalah sebuah permainan iseng...permainan coba-coba...sebuah kesenangan terselubung...??????

bagaimana mungkin SATU-SATUNYA JALAN YANG DIHALALKAN OLEH ALLAH...OLEH ISLAM..adalah sebuah permainan iseng...permainan coba-coba...sebuah kesenangan terselubung...??????

bagaimana mungkin suatu upaya untuk menghindari PACARAN...justru tanpa disadari masuk dalam PACARAN tersebut...
bagaiaman mungkin sebuah upaya untuk membuahkan suatu yang suci...suatu ikatan yang mahal harganya...sebuah perjanjian agung yakni PERNIKAHAN adalah sebuah lelucon yang bisa dilakukan dengan siapa saja...siapa saja yang mau...siapa saja yang ada...atau sebuah iseng-iseng berhadiah...???????????????


dengan perkataan...
"coba ah...sama dia...siapa tau...hehehe..???????!!!!!!!?????????"

TAARUF BUKAN HAL-HAL REMEH TEMEH SEPERTI ITU....!!!!!!!
TAARUF ITU SUNGGUH SUCI...!!!

sungguh bukan hak saya untuk berkata demikian sebenarnya...
saya bukan siapa-siapa...bahkan saya adalah orang yang sangat sangat awam dengan masalah ini....

tapi...sungguh miris hati saya ketika melihat realita...taaruf seakan jadi sebuah solusi atau jalan lain karena tidak boleh pacaran...!!!
akhibatnya...??? taaruf tiada bedanya dengan pacaran...???
lalu...??? taaruf adalah pacaran hanya dibungkus dengan "selimut Islami..."????????
jika pacaran yang dibicarakan adalah...(hmm..mungkin ..^^)
"sayang...ketemuan yuk..."

jika taaruf...
"ukhty...sholat tahajud dulu...??????????"

jika pacaran mengungkapkan perasaan dengan
"sayang...aku cinta kamu..."

taaruf ...??
"ukhty...sungguh hati ini mencintaimu karena Allah...????"

sms-sms penuh perhatian...tiap hari...tiap jam...
telepon-telepon mengobrol kehidupan sehari-hari...
chatting..???
YANG DIBICARAKAN...??????? hmm..tidak jauh beda...!!!



kiranya semuanya telah tau...
bahwa wanita adalah fitnah terbesar bagi seorang laki-laki...

namun...saya wanita...dan ukhty pun wanita...

tapi kita juga tau...bahwa perhatian laki-laki...kasih sayangnya...sikap melindunginya...kesetiaannya adalah cobaan yang tidak kalah hebatnya bagi seorang wanita...

tapi kita juga tau...bahwa perhatian laki-laki...kasih sayangnya...sikap melindunginya...kesetiaannya adalah cobaan yang tidak kalah hebatnya bagi seorang wanita

mungkin kami para akhwat pada awalnya akan berkata...
"iih...iseng bgt sih..."
"nyebelin..."
"ganjen..."
"TP TP..."
"ngapain sih ngajak-ngajak taarufan nggak jelas.."

TAPI....kita semua juga tau....



cinta itu tumbuh karena terbiasa...
terbiasa dekat...
terbiasa ada...
terbiasa bersama...
terbiasa berantem..hhe..^^
terbiasa saling menyapa...
terbiasa diberi perhatian...
terbiasa saling mengobrol...hmm...


cinta itu teramat bening...
saat ini tiada apapun...namun perlahan...tanpa kita sadari...dia sudah menjalar ke seluruh bagian jiwa kita,,,menguasai kita...

awalnya mungkin kita akan merasa sebal dengan kehadirannya...
terganggu oleh sms-sms isengnya....
terganggu oleh pertanyaan-pertanyaan anehnya....

namun...tanpa kita sadari...
saat ia tiada...
saat sms tak kunjung tiba...
saat telepon tak berdering lama....????
akan ada perasaan kehilangan....
setiap saat melihat ke HP...menunggu deringnya...
setiap saat melongok ke komputer...menunggu onlinenya.....

dan itukah...??? itukah saudariku....??? yang dinamakan dengan..."MENCINTAI KARENA ALLAH...???"
itukah...????
itukah....?????????

ya akhi...para ikhwan....
sungguh hati wanita ini lemah....
hati wanita itu mudah terjangkiti virus....

dan bagaimana jika kita telah jatuh cinta...
bagaimana ternyata hati kita sudah saling merindu...menginnginkan adanya kebersamaan...
merindukan adanya kasih yang tanpa akhir...
sementara....KITA BELUM HALAL....!!!!!! DAN MUNGKIN KITA TIDAK AKAN PERNAH JADI HALAL....!!!!!!

sanggupkah engkau pertanggungjawabkan sms-sms mesramu...???
sangggupkah engkau pertanggungjawabkan telepon mesramu...???
sanggupkah engkau pertanggungjawabkan tangis kami karena mulai merindukanmu...??? mulai berharap padamu...???

Tolong, kami hanya ingin menjaga diri . Menjaga amal kami tetap tertuju padaNYA.Karena janji Allah itu pasti. Wanita baik hanya diperuntukkan laki-laki baik.
Jangan ajak mata kami berzina dengan memandangmu! Jangan ajak telinga kami berzina dengan mendengar pujianmu! Jangan ajak tangan kami berzina dengan menerima hadiah kasih sayangmu! Jangan ajak kaki kami berzina dengan mendatangimu! Jangan ajak hati kami berzina dengan ber-dua-an denganmu!


ya akhi....ikhwan...calon pemimpin kami di masa depan....
jika engkau benar-benar serius...mengapa engkau hanya bersembunyi dibalik internetmu...???
bersembunyi dibalik HPmu...???
bersembunyi dalam kata-katamu...????????

kita sudah lelah dengan semua itu...
sungguhpun kita tidak mengharapkan seorang laki-laki BERMENTAL TEMPE...
yang hanya berani di dunia maya...
yang hanya berani di dunia sms...

dan yang lari dari tanggungjawab setelah merasa tidak cocok....

jika engkau memang sungguh serius...
DATANGLAH PADA ORANGTUA KAMI...!!!
JAWAB PERTANYAAN KAMI DENGAN LANTANG...!! DIHADAPAN KAMI...!!!!
JAWAB PERTANYAAN KAMI SECARA LANGSUNG....!!!!

kami wanita ingin pemimpin yang berani....
kami wanita yang ingin menjaga diri...
kami wanita yang tidak ingin diberi harapan palsu...janji gombal....
kami wanita yang ingin laki-laki yang halal.....
DENGARLAH AKHI...KAMI WANITA YANG BERBEDA...!!!!!!

PERNIKAHAN ADALAH KESUCIAN....
DAN JALAN MENUJU PERNIKAHAN TENTUNYA HARUS SESUCI PERNIKAHAN ITU PULA...!!!

kata-kata di bawah ini copas dari...http://fsialbiruni.multiply.com/journal/item/6
dari milis group "saudaraku, perasaanku bukan kelinci percobaan"

kata-kata di bawah ini copas dari...http://fsialbiruni.multiply.com/journal/item/6
dari milis group "saudaraku, perasaanku bukan kelinci percobaan"

Aku bukanlah seorang gadis yang cerewet dalam memilih pasangan hidup. Siapalah diriku untuk memilih permata sedangkan aku hanyalah sebutir pasir yang wujud di mana-mana.
Tetapi aku juga punya keinginan seperti wanita solehah yang lain, dilamar lelaki yang bakal dinobatkan sebagai ahli syurga, memimpinku ke arah tujuan yang satu.

Tidak perlu kau memiliki wajah setampan Nabi Yusuf Alaihisalam, juga harta seluas perbendaharaan Nabi Sulaiman Alaihisalam, atau kekuasaan seluas kerajaan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam, yang mampu mendebarkan hati juataan gadis untuk membuat aku terpikat.
Andainya kaulah jodohku yang tertulis di Lauh Mahfuz, Allah pasti akan menanamkan rasa kasih dalam hatiku juga hatimu. Itu janji Allah. Akan tetapi, selagi kita tidak diikat dengan ikatan yang sah, selagi itu jangan dimubazirkan perasaan itu karena kita masih tidak mempunyai hak untuk begitu. Juga jangan melampaui batas yang telah Allah tetapkan. Aku takut perbuatan-perbuatan seperti itu akan memberi kesan yang tidak baik dalam kehidupan kita kelak.
Permintaanku tidak banyak. Cukuplah engkau menyerahkan seluruh dirimu pada mencari ridha Illahi. Aku akan merasa amat bernilai andai dapat menjadi tiang penyangga ataupun sandaran perjuanganmu. Bahkan aku amat bersyukur pada Illahi kiranya akulah yang ditakdirkan meniup semangat juangmu, mengulurkan tanganku untukmu berpaut sewaktu rebah atau tersungkur di medan yang dijanjikan Allah dengan kemenangan atau syahid itu. Akan kukeringkan darah dari lukamu dengan tanganku sendiri. Itu impianku.
Aku pasti berendam airmata darah, andainya engkau menyerahkan seluruh cintamu kepadaku. Cukuplah kau mencintai Allah dengan sepenuh hatimu karena dengan mencintai Allah, kau akan mencintaiku karena-Nya. Cinta itu lebih abadi daripada cinta biasa. Moga cinta itu juga yang akan mempertemukan kita kembali di syurga….


ATAS NAMA TAARUF...???

MUNGKIN SALAH SEORANG LAKI-LAKI AKAN BERTANYA..." mengapa wanita begitu selektif memilih orang yang akan taaruf.."
maka...
wanita akan menjawab..suami kami nanti kelak akan menjadi pemimpin kami...
akan kami layani kebutuhannya....
akan kami tunggu kehadirannya...
akan kami berikan jiwa kami...raga kami....
bagaimana mungkin kami lalai dalam memilih calon suami...meski hanya dalam rangka taaruf...??
suami kami nanti akan menjadi pembimbing agama kami...penjaga kami...pelindung kami...
bagaimana mungkin kami akan gegabah dalam menentukan pilihan...meski hanya sebatas tukaran biodata..??
mentaati suami kami adalah salah satu jalan kami ke surga...
ketaatan pada suami adalah lambang kesholihan kami....
bagaimana mungkin kami akan cepat memutuskan siapa pilihan kami meski hanya sebatas kata..."baik saya setuju...taarufan..."

ya akhi....saudaraku...para ikhwan....
JANGAN TAWARKAN KEISENGAN ATAS NAMA TAARUF PADA KAMI...!!!!!
KETAHUILAH...KAMI ADALAH WANITA YANG BERBEDA...!!!!!

By:ustdz. Zaidah

Jumat, 20 November 2009

PELANGI IBU

Awalnya sederhana sekali. Ketika itu aku memberi Ibu hadiah seekor ayam kedu. Ayam betina yang cantik, berbulu kombinasi abu-abu, putih, dan coklat muda. Ayam yang kubeli seharga dua puluh ribu perak dan kuberi nama Pelangi.Respon Ibu pun tadinya biasa saja. Tak se-surprised ketika Mbak Irna, kakakku yang sulung, menghadiahi seuntai kalung mutiara. Selain harganya hampir terpaut seratus kali lipat, aku pun sangat tahu Ibu tidak suka memelihara ayam. Ibu lebih suka dengan koleksi tanaman hiasnya. Cuma entah mengapa, begitu melihat sosok Pelangi di Pasar Bandungan, ketika aku iseng-iseng survei di sana, tiba-tiba ‘jatuh cinta’ seketika dan berhasrat menghadiahkannya kepada Ibu. Tak peduli nantinya akan disembelih atau diserahkan ke Mat Karpo, tukang kebun kami, yang jelas aku memberikan hadiah itu dengan penuh cinta.Itu satu setengah tahun silam, ketika aku masuk mahasiswa semester dua. Setelah aktif di kampus dengan seabreg kegiatan, baik Rohis maupun di BEM, secara otomatis urusan si Pelangi pun terlupakan. Sampai keluhan itu berdatangan.“Ibu lebih mengutamakan si Pelangi daripada Andang dan Evan, cucu-cucunya,” keluh Mbak Erna lewat telepon. “Masa ketika mudik kemarin kami dicuekin…”“Gila, kau beri guna-guna apa si Ibu, Fa? Mosok Ibu lebih seneng kangen sama ayam-ayam daripada aku dan anak-anak. Baru dua hari di Jakarta, ibu kemut-kemut pengen pulang. Katanya keluarga Pelangi tidak ada yang ngurusin. Kan, ada Mat Karpo dan Bi Iyem,” ujar Mas Wahyu, juga via telepon.Bukan cuma mereka berdua. Mas Hendy yang sudah dua tahun merantau di Medan juga mencak-mencak. “Sialan! Jauh-jauh datang dari Medan, dikalahkan oleh ayam!” tulisnya via e-mail.Tadinya aku cuma tersenyum geli. Kupikir ketiga kakakku yang sudah jadi orang itu cuma main-main. Masak sih ada Ibu yang lebih cinta pada ayam daripada anaknya sendiri?Kalaupun Ibu memang sayang sama Pelangi, diam-diam aku bersyukur. Hadiahku yang cuma seharga 20 ribu itu berhasil mengalahkan hadiah-hadiah borju kakak-kakakku. Mengalahkan kalung mutiara Mbak Irna, dokter spesialis kandungan yang sudah punya RS bersalin sendiri di Surabaya. Mengalahkan cincin berlian hadiah Mas Wahyu, si ahli komputer yang tinggal di Jakarta, ataupun gelang cantik dari Mas Hendy, insinyur minyak yang lebih enjoy di Medan daripada di tanah kelahirannya sendiri.Bayangkan, seekor ayam dari mahasiswa semester lima seperti aku, yang cuma ngasih hadiah seharga lima mengkuk bakso, berhasil mengalahkan hadiah-hadiah yang sangat tak terjangkau oleh kantongku. Ajaib, bukan?Tapi aku kena batunya. Keluhan-keluhan itu ternyata bukan just kidding. Aku alami sendiri saat mudik agak lama sebulan yang lalu. Seminggu di rumah, aku dibuat cemburu oleh ulah di gold child, Pelangi.Ba’da Shubuh, Ibu asyik memberi makan si Pelangi yang telah beranak-pinak. Ketika aku mendekat, tiba-tiba beliau menjadi juru bicara yang mahir. Ajaib, karena selama ini beliau terkenal sangat pendiam.“Pelangi sudah punya empat puluh anak. Lucu-lucu, bukan? Si Burik, anaknya yang mbarep sudah mulai bertelur. Nah itu Sawunggaling, seangkatan Burik, sudah jadi jago yang gagah. Kemarin jago Mat Karpo dipatuk sampai mati. Dan itu Arjuna, idola ayam betina, si hidung belang. Cakep kayak ibunya,” Ibu terkekeh.Aku cuma tersenyum kecut. Semakin kecut ketika setelah mengumbar kehebatan Pelangi Family, beliau seperti tidak menyadari keberadaanku. Sibuk berat! Beliau berhenti cuma untuk shalat, mandi, dan tidur. Makan pun harus diingatkan oleh Bi Iyem, melalui proses yang rumit.“Ya, harus sabar, Den,” keluh Bi Iyem, “kalau tidak, Ibu benar-benar marah dan nggak mau makan.”“Ibu pernah mengusir tamunya karena merasa terganggu keasyikannya memberi makan ayam-ayam itu, Den,” lapor Mat Karpo. Gawat!!Pernah pukul 02.00 telepon di kosku berdering. Interlokal dari Purwokerto. Dengan jantung bedebar, aku mengangkatnya. Siapa sih yang sanggup tenang menerima telepon jarak jauh malam-malam seperti itu?“Afifah, khutuk si Burik mati semua kena penyakit… aduh, piye Fah? Kamu kan anak Biologi. Pokoknya besok pagi-pagi kamu harus pulang. Pakai kereta biar cepat!”“Aduh Bu, besok Afifah ada mid…”“Ibu nggak mau tahu. Pokoknya kowe kudu balik. Mengobati ayam lainnya. Kalau ketularan kan bisa mati semua.”“Tapi, Bu…”“Tidak ada tapi-tapian, atau jatah uangmu bulan ini Ibu hentikan!”Aku cuma tertunduk lemas. Minggu-minggu sibuk, penuh dengan kuis, midtest. Dan seabreg tugas Rohis, harus terkalahkan gara-gara ayam.****“Itu semua kesalahan kamu dan kakak-kakakmu, Fah…”Aku terhenyak. Analisis Astri, akhwat Psikologi itu jarang meleset. Tapi, what’s wrong?“Maksudmu, As?”“Ibumu butuh teman. Beliau kesepian. Pelangi hanya pelarian. Ibu butuh untuk melampiaskan rasa kangennya pada keempat anaknya yang kini jauh. Mbak Irna di Surabaya, Mas Wahyu di Jakarta, Mas Hendy di Medan, dan kamu di Semarang. Ibumu kesepian. Kenyataan bahwa Pelangi adalah dari putri bungsunya, sehingga seakan-akan Ibu mendapat pengganti.”“Jadi di mata Ibu, aku adalah Pelangi?” Aku tersenyum.“Bisa jadi,” Astri menjawab serius. Senyumku surut.“Ibu menyayangi semua anaknya. Rata, nggak pilih kasih. Mengapa Ibu tidak tergila-gila pada hadiah kakak-kakakku?”“Karena hadiah itu hanya benda mati, sedangkan Pelangi adalah mekhluk hidup. Beliau menemukan kasih sayang, keasyikan yang tidak didapatkan dari keempat anaknya yang selalu sibuk dengan urusan masing-masing.”Sekali lagi aku terhenyak. Sibuk dengan urusan masing-masing? Betul sekali. Aku sendiri yang masih berstatus mahasiswa, masih lajang saja jarang pulang. Bahkan libur panjang pun tidak. Padahal jarak Semarang-Purwokerto cuma 6 jam via bus. Kesibukan yang bertumpuk-tumpuk memang sangat menyita waktuku. Tugas dakwah ataupun akademis menuntutku untuk proaktif. Yah, tuntutan agar bisa tampil prima datang dari berbagai sektor, membuat jam terbangku menjadi sangat tinggi. Sekedar menelepon Ibu pun kadang tak sempat.Bercermin dari kesibukanku, aku bisa membayangkan kesibukan ketiga kakakku. Kami semua setipe, gila kerja. Yang berprinsip bukan sekedar time is money, tapi time is life. Itukah penyebabnya mengapa Ibu merasa terabaikan dan menjadikan Pelangi sebagai pelarian?“Kayaknya ini masalah serius buatmu, Fah. Kamu harus menyusun strategi! Jika tidak ingin…”“Tidak ingin apa?” kejarku.“Tidak ingin warisan Ibu jatuh ke Pelangi…”Lucu ucapan Astri. Tetapi aku tidak bisa tertawa. Ini serius, sangat serius. Kalau benar ucapan Astri, aku harus meninjau kembali predikat da’iyah yang melekat pada diriku. Untuk apa aku mati-matian menjadi khadimah jika Ibu sendiri, orang tua semata wayang setelah Bapak meninggal lima tahun silam, terabaikan?****Kulirik jam tanganku. Pukul 5 kurang. Setengah berlari kumasuki luas halaman depan rumah. Halaman yang penuh dengan tanaman hias. Tapi ada yang aneh. Yah, aku baru menyadari sekarang. Halaman memang bersih, rapi. Tapi nilai artistiknya sudah terabaikan dan seratus persen menjadi tanggung jawab Mat Karpo.Aku menghela nafas panjang, sambil kembali melangkah. Kuturuti saran Astri. Kusempatkan pulang di tengah kesibukanku. Besok pagi-pagi benar aku harus kembali ke Semarang ada rapat penting yang harus aku hadiri. Persiapan stadium general, pembukaan mentoring mahasiswa baru.Sebelumnya aku telah menghubungi ketiga kakakku. Surprise untuk Ibu. Bayangkan! Tanpa mengabari sebelumnya, tiba-tiba keempat anaknya datang serempak. Ibu mana yang tidak gembira? Setelah kuungkapkan hasil analisis Astri, ketiga kakakku setuju. Siiip!“Assalamu ‘alaikum…!” salamku.“Wa’alaikumussalam…!” jawab Bi Iyem yang dengan terkejut senang memelukku.“Den Afifah… senang sekali Den datang. Libur lama, ya!”“Nggak Bi, besok Fifah pulang. Mas Hendy sudah datang?”“Lho, Den Hendy juga mau datang, tho? Kok nggak cerita-cerita sih?”“Jadi belum pulang, ya. mbak Irna dan Mas Wahyu?”“Lho, mau pulang juga?”Kesimpulannya, belum ada yang datang. Ah, mungkin nanti malam. Masa mereka ingkar janji?“Bi, tahu kan Ibu suka pepes ikan mas dan puding nangka?”“Ya, Den.”“Pokoknya surprise…,” aku tersenyum misterius.“Tadi barusan Den Hendy telepon dari Medan.”“Oh, ya?”“Katanya ada proyek penting yang nggak bisa ditinggalkan. Neliau nitip pesan untuk Den Afifah…”Senyumku surut. Alamat rencana bisa berantakan. Tapi masih ada Mbak Irna dan Mas Wahyu sekeluarga. Tak apalah berkurang Mas Hendy seorang.“Udah deh, sekarang mulai masak saja . fifah capek banget nih!”Cepat aku berlari ke dalam. Kandang ayam! Tepat, Ibu ada di sana. Bercakap-cakap, memberi makan dan membelai….Rasanya aku harus berjuang keras untuk merebut kasih sayang beliau kembali. Tak lucu rasanya kalau harus bersaing dengan ayam.“O, kowe tho Nduk…,” cuma itu komentarnya. Sejurus kemudian beliau kembali ayik dengan Pelangi Family. Lupa bahwa aku ada di sisinya.****Pukul 8 tepat. Masakan sudah siap. Aku berdandan rapi dengan jubah biru dan kerudung putih lebarku. Plus kaos kaki, takut kalau tiba-tiba Mbak Irna datang bersama Mas Danu suaminya.Kriiinnnggg…!! Telepon berdering.“Hallo, assalamu’alaikum….”“Wa’alaikumussalam…. Ini Afifah ya? afwan, jaringan komputer di kantor Mas Wahyu kena virus semua. Mas harus kerja lembur. Jadi….”“Nggak bisa pulang? Mas ini gimana sih? Ini kan penting sekali. Apa Mas nggak….”“Ya, ya… mas tahu. Tapi Fah, ini juga penting. Bisa kamu bayangkan kerja kantor kalau semua komputer rusak. Mas harus….”“Oke, kalau semua itu lebih penting daripada Ibu! Assalamu ‘alaikum!!” kuletakkan gagang telepon dengan kasar. Apa rencana yang kupersiapkan harus gagal?Kriiinnnggg!!Lagi-lagi telepon berdering. Pasti Mas Wahyu lagi. Dengan segan aku mengangkatnya.“Halo, assalamu’alaikum!”“Wa ‘alaikumussalam. De Afifah, ya? ini Mbak Irna.”“Mbak Irna?” tiba-tiba sekujur tubuhku terasa lemas. “Nggak… nggak bisa datang, ya Mbak??”“Maaf banget, De. Ada yang sangat gawat. Mbak harus pimpin operasi malam ini juga…”Benar! Berantakan! Aku jatuh terduduk di meja makan. Menatap pepes ikan yang tampak sangat sedap itu. Dari mushala kulihat Ibu masuk ke kamar. Lalu kamar itu gelap. Mungkin beliau tidur.****Interlokal dari Purwokerto, pukul satu malam. Ukhti Nila yang membangunkan aku. Ia lembur menggarap rencana strategis untuk perkembangan Rohis di fakultasnya. Cepat kuraih gagang telepon. Ada apa? Si Pelangi lagi?“Den… gawat!”Bi Iyem. Dadaku berdebar kencang.“Ada apa, Bi?”“Konsleting, Den! Kandang ayam kebakaran, semua ayam mati!”Bagi orang lain hal itu pasti biasa. Tak harus interlokal malam-malam seperti ini. Tapi untuk Ibu….“Lalu, Bi….”“Ibu shock berat, beliau dibawa ke rumah sakit. Jantungnya kumat.”“Inna lillahi wa inna illaihi raaji’uun…” tubuhku gemetaran, “gawat nggak, Bi?”“Dibawa ke UGD, Den….”“Sudah telepon Mbak Irna?”“Sudah, tetapi….”“Mas Wahyu, Mas Hendy…?” kejarku emosi.“Sudah, tapi mereka juga belum bisa pulang….”Kutatap kalender di dinding kamar. Agenda buat besok: pukul 05.30 rapat koordinasi bidang An-Nida Rohis, pukul 07.30 sampai 12.30 kuliah. Ada mid semester Oceanologi dan Poultry Scince. Pukul 13.00 mentoring untuk adik kelas. Pukul 16.00 rapat BEM fakultas, persiapan Ekspo. Pukul 18.30 ngisi kajian untuk ibu-ibu di mushalla, pukul 20.00 mabit untuk membahas pengkaderan Rohis. Full!!Tapi Ibu sakit karena Pelangi sekeluarga mati.Bagi Ibu, Pelangi adalah Den Afifah. Burik adalah Den Irna. Sawunggaling adalah Den Hendy, dan Arjuna adalah Den Wahyu....Itu kata-kata Bi Iyem, sebulan yang lalu. Sekarang Pelangi, Burik, Sawunggaling, Arjuna dan keturunannya sudah mati. Jangan-jangan IBu juga menganggap Afifah, Irna, Wahyu, dan Hendy telah mati. Gawat!!Cepat kuambil pakaian seadanya, kumasukkan ke tas coca-cola-ku serabutan. Kupakai jubah hijau dan kerudung.“Mau kemana, Fah?”“Pulang, Ibu sakit keras. Pelangi mati….”Tak perlu kujelaskan pada ukhti Nila. Semua tanggung jawabku. Aku harus pulang, malam ini juga, untuk menunjukkan bahwa Afifah belum mati, bahwa Pelangi hanya seekor ayam!

Kamis, 15 Oktober 2009

Tips Dakwah

Berdakwah merupakan kewajiban setiap muslim. Setiap orang yang telah mengikrarkan dua kalimat syahadah memikul tugas untuk menyampaikan kebenaran yang telah diyakininya kepada orang lain. Karena hakekat dakwah adalah menunjukkan jalan menuju kebenaran. Ibarat seorang musafir tentu ia membutuhkan petunjuk dalam perjalannya agar sampai di tujuan tanpa tersesat. Maka para rasul pun diutus ke bumi untuk menunjukkan umatnya jalan menuju kebenaran. Dan kewajiban ini terus menerus dibebankan kepada umatnya setelah wafatnya.

Dakwah bukanlah sebuah profesi yang hanya dilakukan sebagian orang saja sebagaimana dipahami banyak orang. Namun ia merupakan manifestasi keimanan setiap orang yang mengaku muslim. Memang untuk dapat menyampaikan dakwah kepada umat secara baik dan benar seseorang dituntut untuk memiliki kapasitas keilmuan yang memadai di samping faktor-faktor penunjang lainnya. Namun, seseorang tak perlu menjadi seorang kiai atau ulama terlebih dahulu untuk boleh berdakwah. Bahkan kewajiban menyampaikan itu tidak gugur hanya dikarenakan seseorang merasa belum memiliki ilmu yang cukup. Hal ini ditegaskan oleh sabda Nabi saw, “Ballighu ‘anniy walau ayah”, sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat. Dalam hadits yang lain disebutkan, “Berapa banyak orang yang diberitahu lebih paham daripada yang memberitahu”. Ini adalah bentuk penegasan bahwa setiap muslim memikul kewajiban untuk menyampaikan ilmunya kepada orang lain. Bahkan secara lebih tegas Allah swt menyatakan laknat-Nya kepada orang-orang yang telah sampai kepada mereka kebenaran namun justru mereka menyembunyikannya sebagaiman dilakukan oleh Ahli Kitab.

Berdakwah tidaklah harus di atas mimbar ataupun di masjid-masjid atau pada waktu-waktu tertentu saja. Karena setiap tempat dan waktu merupakan ladang untuk berdakwah. Bahkan tidak sedikit dakwah seseorang yang berhasil bukan lewat mimbar. Karena andaikan dakwah terbatas hanya di tempat-tempat atau waktu-waktu tertentu, niscaya sedikit sekali kesempatan itu. Bahkan dakwah yang paling efektif bukanlah dengan memberikan orasi yang mempesona di podium yang memikat hati setiap orang yang mendengarnya, meskipun hal itu juga diperlukan sebagai sarana penyampaian. Namun rahasia dakwah yang sukses justru terletak pada diri da’i itu sendiri. Karena manusia lebih cenderung mempercayai bahasa kepribadian daripada bahasa lisan. Seseorang bisa saja berjam-jam berorasi di hadapan banyak orang dengan gelora semangat yang membangkitkan emosi para pendengar, namun setelah ia turun dari mimbarnya justru apa yang baru saja disampaikannya ditolak mentah-mentah karena kepribadiannya bertolak belakang dengan apa yang diucapkannya. Lisanul hal ablaghu min lisanil maqal, demikian para ahli hikmah mengatakan.

Oleh karena kewajiban berdakwah tidak terbatas hanya untuk kalangan tertentu saja, maka setiap muslim dapat memanfaatkan potensi yang dimilikinya sebagai sarana untuk berdakwah. Sebagai contoh seorang dokter, ia dapat memberikan resep tambahan kepada para pasien sebelum meninggalkan tempat prakteknya menuju rumah masing-masing dengan resep-resep syar’i seperti menjaga shalat lima waktu tepat pada waktunya, puasa senin-kamis, shalat dhuha dan lain sebagainya serta memberikan pemahaman yang benar bahwa kesembuhan datangnya hanya dari Allah swt semata, adapun dokter, obat, atau apapun selain-Nya hanyalah sebagai sebab dan perantara, dan tawakal kepada-Nya itulah jalan satu-satunya yang akan mendatangkan ketenangan dalam hati. Dengan cara yang sedemikian halus tentu seorang pasien tidak akan merasa bahwa dirinya sedang mendapatkan ceramah keagamaan seperti yang banyak disampaikan di mimbar-mimbar oleh para da’i.

Faktor-faktor pendukung kesuksesan dakwah pun perlu mendapatkan perhatian serius bagi para calon dai. Karena hal itu menjadi kunci sukses tidaknya sebuah dakwah. Berikut ini beberapa resep yang dapat diambil manfaatnya sebagai bekal menuju dunia dakwah:

1. Perbaikan diri.

Sebelum mulai terjun berdakwah seseorang dituntut terlebih dahulu memperbaiki hubungannya dengan Rabbnya. Karena intisari dakwah yang akan disampaikannya adalah ditujukan untuk menuju Rabbnya. Bagaimana mungkin seseorang ingin mengajak orang lain menuju Rabbnya sementara hubungan dirinya sendiri dengan Rabbnya kurang harmonis. Hal ini tentu menjadi syarat utama bagi seorang dai sekaligus sebagai sarana pembentukan kepribadian. Jika kita tengok lebih jauh biografi para ulama generasi salaf, tentu kita akan mendapati bahwa mereka adalah pribadi-pribadi yang demikian intensif memperhatikan hubungan dirinya dengan Rabbnya. Mereka betul-betul menjaga hubungan itu agar jangan sampai rusak. Setiap kali syetan datang menggoda hati mereka, mereka segera teringat akan Zat yang telah menciptakannya, lalu beristighfar dan bertaubat memohon ampun atas kesalahan yang baru saja dilakukannya. Bahkan tak sedikit di antara mereka yang terus-menerus menangisi kesalahan yang telah lama ia perbuat. Serta memohon ampun setiap saat karena khawatir kesalahan itu akan membuat Kekasihnya murka. Padahal jika kita teliti lebih jauh di antara kesalahan-kesalahan yang mereka lakukan itu merupakan hal yang dianggap lumrah dan remeh oleh orang-orang biasa, terutama pada zaman sekarang, sebagaimana ahli hikmah mengatakan, hasanatul abrar sayyiatul muqarrabin. Oleh karena itu, tak mengherankan jika mereka menjadi pribadi-pribadi yang bukan saja mulia di mata Allah swt, namun di mata manusia mereka adalah permata-permata mahal yang selalu terjaga. Manusia banyak berdatangan kepada mereka untuk mengambil ilmu darinya atau sekedar untuk mendapatkan berkah kesalehannya. Nama mereka pun selalu harum tercatat dalam sejarah dan terabadikan hingga akhir zaman.

2. Memberi contoh.

Sebelum mengajak orang lain tentu seseorang dituntut terlebih dahulu memahami hakekat apa yang akan disampaikannya, kemudian mengaplikasikannya pada dirinya sendiri. Sehingga ketika amalan itu telah mendarahdaging dan menjadi kebiasaannya ia akan menemukan kenikmatan dari amalan itu, sehingga ketika suatu saat amalan itu terlewatkan ia akan merasa kehilangan dan berusaha mencari penggantinya. Dari situ, ia pun akan lebih mudah menyampaikannya kepada orang lain. Manusia pun takkan merasa kesulitan ketika ingin mencocokkan antara ucapan dengan amalannya sehari-hari, karena pada keduanya tak terdapat perbedaan yang jauh. Diriwayatkan bahwa salah seorang di antara ulama salaf tiba-tiba berhenti pada suatu permasalahan fiqh dan menunda menjelaskannya hingga beberapa waktu lamanya, kemudian ia kembali lagi ke majelis ta’lim untuk menjelaskan permasalahan tersebut, ketika ditanya mengapa ia melakukan hal yang demikian ia mengatakan, “Aku takkan menerangkan masalah ini sebelum aku mempraktekkannya”, permasalahan itu adalah masalah membebaskan budak. Ini merupakan strategi dakwah yang paling ampuh, bahkan lebih ampuh daripada sekedar kemampuan berceramah yang baik namun tidak diiringi dengan contoh nyata sehingga ucapannya kontras dengan perbuatannya. Bahkan yang terakhir ini merupakan perbuatan yang dapat mendatangkan murka Allah swt. Konsep ini merupakan konsep Rasulullah saw yang ditanamkan kepada para sahabatnya. Beliau bersabda, “Ibda’ binafsika”. Ya, mulailah dari dirimu sendiri, jangan menunggu orang lain. Terlebih bagi seorang dai yang setiap gerak-gerik dan tingkah lakunya diperhatikan dan menjadi panutan bagi umatnya, tentu akan sangat fatal akibatnya jika umatnya mendapatinya dalam kondisi yang tidak sesuai dengan apa yang selama ini disampaikannya.

3. Mengajak bukan memvonis.

Sebagaimana istilah dakwah itu sendiri diambil, dari kata da’a-yad’u-du’a wa da’wah, yang berarti mengajak atau ajakan, maka bagaimana seorang dai menjadikan bahasa dakwahnya menjadi bahasa ajakan yang bersifat persuasif dan jauh dari kesan menggurui sangat perlu diperhatikan. Memang ada saatnya seseorang harus menggunakan bahasa guru terhadap murid seperti ketika seseorang mengajari anaknya. Namun untuk kondisi masyarakat secara umum bahasa ajakan lebih bisa diterima. Khususnya masyarakat Indonesia yang majemuk, mereka akan merasa lebih senang dengan dakwah yang bersifat mengajak dan mendorong orang untuk berbuat baik, mengingat watak manusia adalah merasa paling tahu dan tidak suka digurui. Biasanya cara ini jarang sekali dipahami oleh para dai pemula. Padahal cara ini memilik pengaruh yang jauh lebih besar dan lebih efektif. Oleh karena itu, pengaturan bahasa ketika menyampaikan sebuah dakwah pun menjadi syarat mutlak. Memang pada kenyataannya seseorang sedang berdiri berceramah, namun jika bahasa yang digunakan adalah bahasa motivasi maka para pendengar pun tidak akan merasa diceramahi sama sekali. Ibarat seorang pedagang yang ingin menawarkan barang dagangannya, ia dituntut untuk bisa meyakinkan pembeli tanpa harus menipu. Kemudian yang harus dihindari oleh seorang dai adalah sikap cepat memvonis. Seorang dai harus memahami posisinya bahwa dirinya adalah seorang penyeru bukan seorang hakim. Oleh karena itu, kapan pun ia menemui sebuah kemungkaran, yang paling pertama ia pikirkan adalah mencari jalan terbaik untuk merubah kemungkaran tersebut, bukan mencela dan menyalahkan orang lain. Kesalahan yang banyak dilakukan oleh para dai adalah mencari pembenaran bagi dirinya sendiri dengan cara memvonis sana dan mencela sini lalu menganggap dirinya paling benar tanpa mau mencari penyebab kemungkaran tersebut serta mencari solusinya.

4. Sampaikan apa adanya.

Yang terakhir ini lebih merupakan amanat bagi seorang pengemban dakwah. Seorang dai harus menyampaikan dakwahnya secara terbuka dan apa adanya. Terbuka artinya tidak menutup-nutupi sebagian pesan dan menyampaikan sebagian lainnya. Sampaikanlah amanat Rasulullah saw itu dengan sempurna, tanpa mengurangi ataupun menambahinya sedikitpun. Sampaikanlah Islam apa adanya, karena Islam merupakan ajaran yang telah sempurna. Ia tak boleh dikurangi dan tak perlu ditambahi. Islam juga merupakan ajaran yang sesuai dengan fitrah manusia, maka tak perlu kita menutup-nutupinya. Sampaikanlah kepada manusia bahwa Islam adalah agama perdamaian, cinta kasih sayang dan persaudaraan. Islam adalah agama yang menjunjung tinggi keadilan dan kesejahteraan. Ia melarang segala macam bentuk kezaliman dan kesewenang-wenangan serta penindasan. Islam adalah agama yang indah dan sesuai hati nurani. Sampaikanlah bahwa Islam mengajarkan umatnya untuk saling bersopan santun dan saling menghormati. Sampaikan pula bahwa Islam adalah agama kemuliaan, dan kemuliaan Islam itu diletakkan di sebuah puncak tertinggi yang bernama Jihad. Dengan tiang Jihad-lah agama ini sanggup tegak hingga akhir zaman. Dan akan senantiasa ada sekelompok dari umat ini yang memegang panji itu, serta menggenggamnya hingga akhir zaman. Sampaikanlah bahwa Islam ini bisa tegak hingga kini berkat keringat para ulama dan darah para syuhada dan sejarah Islam tercatat dengan dua tinta, tinta emas para ulama dan tinta darah para syuhada. Sampaikan pula bahwa Islam ini tak akan dapat kembali kepada kejayaannya sebelum umatnya kembali kepada agamanya, kepada Kitabullah dan Sunnah Rasulullah saw. Sampaikanlah Islam secara kaffah dan jangan lupa untuk senantiasa berdoa kepada Allah swt, memohon taufik dari-Nya serta bersabar menghadapi badai cobaan dan rintangan yang akan selalu datang silih berganti sebagai sunnatullah. Harapkan selalu ridha Allah swt dan bersihkan hati dari keinginan-keinginan duniawi. Ingat, jalan dakwah bukanlah jalan mulus bertabur bunga di kanan kiri, berhias tepuk tangan dan sorak sorai penonton dan bermahkotakan decak kagum dan pujian. Namun, ia adalah sebuah pendakian terjal penuh onak, duri dan bebatuan tajam. Ia adalah jalan yang menjadikan Rasulullah saw berlumuran darah, kehilangan banyak sahabat dan kerabatnya. Jalan yang menjadikan para nabi dicerca, dihina, disiksa bahkan dibunuh oleh umatnya. Tentu kisah Nabi Nuh, Hud, Shalih, Ibrahim, Luth, Musa, Isa dan masih banyak lagi nabi-nabi lainnya dapat menjadi kisah penghibur hati bagi para peniti jalan mulia ini. Jalan yang memberikan garis pembeda antara orang-orang yang benar-benar beriman dengan yang tidak. Ia adalah jalan seorang mukmin sejati hingga hari kiamat. Wallahu a’lam bis showab.